Warih Wisatana (l. 1965)
Candi
Candi. Bayangan candi
Gugusan waktu lampau
yang menggenangi dirimu
Terpaku di situ diriku, patung letih
yang tidur dengan mata layu terbuka
dan mulut pucat menganga
Terpahat dalam prasasti
segalanya seolah abadi
di mana aku kelak akan lahir kembali
bertahun tak henti mencari sumber air suci
Kini kendi itu berlumut di bahuku
merindu perigi
tempat dulu kakek membimbingku
menyusuri tepi sungai meniti ngarai
menemui engkau ibu terpuji segala padi
Berenang menyeberangi sungai tua ini
arus deras mana lagi yang menyeretku
Ayah tak pernah mengajari
bagaimana menyelamatkan diri
dari banjir bandang dari puting beliung
suratan langit yang tak tertolak ini
Demikian rahasia itu tersembunyi di dalam kendi
terpahat lumut di kaki candi
agar kisah ini ditulis dan dibaca lagi
Sumber: Borobudurwriters.id, 13 Januari 2021.