S. Rukiah (1927-1996)
Kamar Tua
Aku meraba dalam gelap
kamar sempit sudah tua
berbau apak
mata dua jadi buta
di mana titik sinar?
Gelap!
terus dan terus gelap
warna itu cuma satu
dan kamar menjadi ambruk
hancur ke bumi neraka nyata
Tapi biar
biar dan baik
kamar tua roboh hancur
sinar lunak tak berputar
dan merdu nyanyian lagu
mati tak terdengar lagi,
Biar
itu cuma bangunan buat-buatan
cuma suara tiru-tiruan
karena semua ini
mesti berganti.
Sumber: Pudjangga Baru, No. 10-11, Tahun IX, April Mei 1948 via via “Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (Pustaka Jaya, Jakarta, 1979)