Usman Arrumy (l. 1990)
Kwatrin Strainme
Pada baris pertama dari sajakku
namamu terguris di situ
berdiam diri dari kekhusukan samadi
demi melalui dunia fana ini
dan katakata yang suaka dalam dirimu
saling silang di ingatanku
menjadi jazirah yang ingin selalu kusua
dimana seluruh bahasa bersuluh cahaya
Kelak, jika huruf demi huruf menggurit namaku di nisan
kuharap kauziarahi sajakku yang tinggal kenangan
sebab saat itu kau akan tahu bahwa katakataku dulu,
sesungguhnya bersumber dari degup jantungmu
Pada larik terakhir dari sajakku
namamu membiru di ujung penaku
setiap kata meronta meminta jadi juita
setelah sekian masa dikutuk hidup melata
kuajak kau memasuki sepi
lengkung ruang berhuni segala yang tersembunyi
menghayati mendung yang tak kunjung rampung:
sebaris hujan urung bersenandung
di sungai yang keloknya menjurus kepadamu
di sanalah pelayaranku berhulu
dan kubiar diriku lesap ke dalam luka
untuk bekal sajakku pergi ke persemaian baka
Sumber: Mantra Asmara (Hasfa Publishing, Demak, 2014)