Puisi: Penyair di Pojok Tikungan – Jamal D Rahman

Jamal D Rahman

karena setiap bahasa memiliki tanda kurung dan garis miring,
penyair selalu berdiri di pojok tikungan
penuh bahaya itu. ia tak mampu lagi
memahami gelora bahasamu saat kau berusaha menegakkan
menara cahaya, tapi ia tahu, di balik garis miring,
seribu tanda kurung masih menunggu

tak terbakar penyair menggelora di magma bahasa
menyergap bayang-bayang patah warna. tapi ia tak tahu,
bahwa di pojok tikungan itu,
ia sedang mendaki garis miring dalam tanda kurung
yang terbuat dari airmata ibunya

2001

Sumber: Garam-Garam Hujan (Hikayat Publishing, Yogyakarta, 2004)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.