Puisi: Pulut Hitam: Kelam dan Harapan – Riki Utomi (l. 1984)

Riki Utomi (l. 1984)
Pulut Hitam: Kelam dan Harapan

mau juga kau cicip bubur pulut hitam meski niat
tertambat kacang hijau. terpaksa juga kau menerima
keremukan akibat tak seberapa penghasilan.

meski keringat seperti air terjun di tubuhmu…

nasib yang kau terima sehitam bubur itu.

meski kelat, asin, namun sedikit manis
akan juang jua dirimu menerima renjis.
meski pusing mencengkeram kepalamu…

di sana, barangkali dendam bersemayam.
ketidakadilan
terpenjara atau telah mengerucut jiwanya. khidmat
yang berselimut dusta. debur lumur dosa, oh, kau mampu
juga mengejek keabsurdan dunia.

meski keram menjalar dan mencabik kakimu…

perlu katamu tanpa harus merasa manis bubur itu.
bubur yang dipadu gusar hati yang nyasar. atau
perlu menatap jauh, lebih dari harapan untuk
bersantap riang di anjung rapuh.

meski sesak mencekik erat batang lehermu…

mau juga kau cicip bubur pulut hitam meski gusar
masih menjalar. kata-kata kau labuhkan di penjuru
kuahnya. menyatu bersama redam kehidupan—
bolehlah
untuk segera dilupakan.

Sumber: Media Indonesia, Minggu 7 Mei 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *