Puisi: Ragusa, Suatu Senja – Fadjroel Rachman (l. 1964)

Fadjroel Rachman (l. 1964)
Ragusa, Suatu Senja

azan magrib tertelungkup di pecahan batuan rel kereta gambir-kota, rambut ikalnya melambai-lambai kepada senja luka yang berlari tergesa-gesa meninggalkan jakarta.

“bukankah usia kita meleleh bagai likat coklat es krim ragusa, lalu mengendap hitam dibusuk ciliwung,” ujar coklat daun angsana merebahkan kepala di lumpur ciliwung.

di tepi jaman yang pedih, nafas kita terengah menghirup oksigen jatuh dari dedaunan letih, tanpa sempat bertanya mengapa duduk sendirian di kursi rotan tua ragusa.

tangan berkerut cemas memaksa kisah cinta abadi di pasar malam gambir 1913, sementara maut mengintip, tak menegur, bersiul riang diriuh kereta tua gambir-kota.

harum garam laut jawa mengkristal di wajahmu, sabar mencuci pori-pori mendingin pucat, mengabarkan hangat cinta berkobar-kobar yang setia menunggu di balik kabut.

Jakarta (2009)

Sumber: Kompas, Minggu, 15 Maret 2009

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.