Zulkifli Songyanan
Sangkuriang
Dari riwayat yang tumbuh di utara itu
Aku saksikan kenangan telah menjadi perkara lain
Dalam kepalaku: barangkali anjing, daun jatuh, anak panah
Atau ibu yang kemudian kulukai dengan caraku sendiri.
Sebuah danau tercipta dari genangan air mataku
Sebuah perahu adalah sajak yang kulayarkan padamu
Namun segalanya tak kunjung sampai. Tak kunjung selesai
Sedang waktu tergesa berlepasan dari tanganku. Seperti kehendakmu.
Dan jka aku kembali mencarimu di tanah ini
Bukan lantaran telah kusempurnakan penyesalanku
Cinta hanyalah sepatah kata purba yang dihanguskan
Fajar dalam siasatmu. Namun gunung yang tumbuh
Dari kutukan itu: sebuah tugu yang mengekalkan
Kebodohanku, baiknya kuhancurkan kembali
Agar waktu, kita, dan kesedihan
Tak lagi mempunyai masa lalu di sini
Bukan lantaran telah kusempurnakan penyesalanku
Cinta hanyalah sepatah kata purba yang dihanguskan
Fajar dalam siasatmu. Namun gunung yang tumbuh
Dari kutukan itu: sebuah tugu yang mengekalkan
Kebodohanku, baiknya kuhancurkan kembali
Agar waktu, kita, dan kesedihan
Tak lagi mempunyai masa lalu di sini
2010
Sumber: Pikiran Rakyat, 19 April 2015.