Didik Siswantono (l. 1968)
Pada Suatu Malam di Bekasi
Dilihat dari dalam adalah lampu baca,
dilihat dari luar adalah laron yang terbang
di sela-sela cahaya.
Tetap tak menggubris batas panas
untuk jatuh bersama-sama
dari haribaan sebuah benda.
Rasanya, seekor laron pernah menabrak
lampu baca itu.
Entah di tangkainya yang
mudah patah, atau
bagian kacanya yang sering pecah.
Maka bayang-bayang seperti berjatuhan
pada suatu malam di Bekasi
ketika seorang lelaki menemukan
guguran sayap
di mana luka pedih sungguh menipu
atau mengibuli dengan seenaknya.
Rasanya, cahaya tak memberi
banyak pilihan:
ia hanya padam sekali, agar
laron tak jadi mati.
(2016)
Sumber: Jawa Pos, 1 Mei 2016