• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Ahmad Nurullah

Puisi: Burung-burung Bersarang di dalam Sajakku – Ahmad Nurullah (l. 1964)

Posted on 27 April 201827 April 2018 by Editor

Ahmad Nurullah (l. 1964) Burung-burung Bersarang di dalam Sajakku Itulah peristiwa paling penting yang amat menentukan jalan hidupku. Mengekalkan takdirku. Yakni: Pada suatu sore, ketika kugubah sepotong sajak, dan kupacak […]

Posted in Puisi Tagged Ahmad Nurullah, Puisi Leave a comment

Puisi: Seseorang Berdiri di Tepi Sajakmu – Ahmad Nurullah (l. 1964)

Posted on 27 April 2018 by Editor

Ahmad Nurullah (l. 1964) Seseorang Berdiri di Tepi Sajakmu Seseorang berdiri di tepi sajakmu. Wajahnya sepi, seperti sebuah kuil terpacak di lereng bukit. Sepasang matanya kering, seperti selongsong kulit laba-laba. […]

Posted in Puisi Tagged Ahmad Nurullah, Puisi Leave a comment

Puisi: Menimang Sejarah, Menangisi Airmata – Ahmad Nurullah (l. 1964)

Posted on 27 April 2018 by Editor

Ahmad Nurullah (l. 1964) Menimang Sejarah, Menangisi Airmata —Kepada Orang Lain 1 Sungguh adakah cinta, jika perang adalah fakta, dan darah adalah sejarah? Kadang aku berpikir: Mungkin kita tercipta dari […]

Posted in Puisi Tagged Ahmad Nurullah, Puisi Leave a comment

Puisi: Tuhan Para Pelaut – Ahmad Nurullah (l. 1964)

Posted on 27 April 201827 April 2018 by Editor

Ahmad Nurullah (l. 1964) Tuhan Para Pelaut Tuhanku adalah Tuhan para penjelajah: mereka yang menampik ketenangan sebagai hadiah – Tuhan badai, gelombang, angin puyuh Tuhan para pemberani, dan para penemu […]

Posted in Puisi Tagged Ahmad Nurullah, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani