• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Indrian Koto

Puisi: Perjumpaan – Indrian Koto (l. 1983)

Posted on 27 Maret 202027 Maret 2020 by Editor

Indrian Koto (l. 1983) Perjumpaan kami berfoto di teras rumah setengah kayu setengah tembok yang dibangun saudara ayah yang tak kupaham betul jalur silsilahnya di belakang rumah, sungai besar menghantam […]

Posted in Puisi Tagged Indrian Koto, Puisi Leave a comment

Puisi: Gerimis Melati – Indrian Koto (l. 1983)

Posted on 20 Maret 2018 by Editor

Indrian Koto (l. 1983) Gerimis Melati ketika tangis pertamamu pecah langit menjatuhkan kelopak melati yang wanginya tercium sepanjang hidupmu aku memandang bening matamu seperti lubuk dengan mata air abadi tak […]

Posted in Puisi Tagged Indrian Koto, Puisi Leave a comment

Puisi: Menginap di Kos Kiting – Indrian Koto (l. 1983)

Posted on 20 Maret 2018 by Editor

Indrian Koto Menginap di Kos Kiting Aku tidur di kamar kontrakanmu yang 800 ribu sebulan Nyamuk adalah kerabat yang rajin bercakap-cakap Gang sempit, rumah rapat, bercampur debu bekas lahan gusuran […]

Posted in Puisi Tagged Indrian Koto, Puisi Leave a comment

Puisi: Di Kampung Hulu – Indrian Koto (l. 1983)

Posted on 20 Maret 2018 by Editor

Indrian Koto (l. 1983) Di Kampung Hulu sungai tak pernah mengantar nasib baik sampai hulu di kampung hulu jalan menabrak rumah debu, anjing dan ayam bersemayam di bawah tangga, papan […]

Posted in Puisi Tagged Indrian Koto, Puisi 1 Comment

Puisi: Stasiun – Indrian Koto (l. 1983)

Posted on 10 Januari 201720 Maret 2018 by Editor

Indrian Koto Stasiun kita adalah stasiun di mana keberangkatan dan kepulangan begitu saja mengatur jadual lewat sakit dan ngilu diri sepertimu, aku ingin melepas pintu agar tubuh ini menjadi tempat […]

Posted in Puisi Tagged Indrian Koto, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani