• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Muhammad Ali

Puisi: Kepada Gadis Cintawati – Muhammad Ali (1927 – 1998)

Posted on 6 Juni 20216 Juni 2021 by Editor

Muhammad Ali (1927 – 1998) Kepada Gadis Cintawati Apakah hidup ini, jika tiada Mati?Dan betapa Mati bukan kebangkitan kembali?Setelah kau berkisah tentang kasih dan benci? Sudah kugali lubang di bumi?buat […]

Posted in Puisi Tagged Muhammad Ali, Puisi Leave a comment

Puisi: Gadis Kecil di Simpang Sepi – Muhammad Ali (1927 – 1998)

Posted on 6 Juni 20216 Juni 2021 by Editor

Muhammad Ali (1927 – 1998) Gadis Kecil di Simpang Sepi Hari-hari di kota, hari-hari yang mendesing seorang gadis belum bernamamenjual mimpi di simpang sepigadis kecil sekali ia tidak peduli, pun […]

Posted in Puisi Tagged Muhammad Ali, Puisi Leave a comment

Puisi: Aku – Muhammad Ali (1927 – 1998)

Posted on 6 Juni 20216 Juni 2021 by Editor

Muhammad Ali (1927 – 1998) Aku Aku yang pernah tujuh kalitelentang-bangunmengejar setetes anggur,menukar Tuhan lama yang hanyakasi janji-janji manis dan hari-hari kecewadengan Tuhan baru: besi dan bisayang bisa rombak segala […]

Posted in Puisi Tagged Muhammad Ali, Puisi Leave a comment

Puisi: Kabut Tergantung Beku – Muhammad Ali (1927 – 1998)

Posted on 6 Juni 20216 Juni 2021 by Editor

Muhammad Ali (1927 – 1998) Kabut Tergantung Beku gadis pingitan muram di loteng rumah pusakagadis begitu manis tapi loteng begitu tinggibujang kepingin menanti di bawah, hatinya gelisah:kalau-kalau ini kali gadis […]

Posted in Puisi Tagged Muhammad Ali, Puisi Leave a comment

Puisi: Lumpur dan Sinar – Muhammad Ali (1927 – 1998)

Posted on 5 Juni 20216 Juni 2021 by Editor

Muhammad Ali (1927 – 1998) Lumpur dan Sinar Kalau bibir kecil telah mengering-pasidan mata lembut tunduk ke bumi,Sedang pohon kian merimbun…Tiada telinga suka percayakepada bayu membelai rindu.Oh, rumput tak juga […]

Posted in Puisi Tagged Muhammad Ali, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani