• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Niken Kinanti

Puisi: Malam di Sepanjang Jalan Cibaduyut – Niken Kinanti (l. 1990)

Posted on 3 Juli 20213 Juli 2021 by Editor

Niken Kinanti (l. 1990)Malam di Sepanjang Jalan Cibaduyut apa yang tergenag dari bola matamuadalah kesedihan beku saat kendaraan berjajar lalu berlalugadis kecil peminta recehan di Jalan Cibaduyutbajunya sobek mulutnya luka-luka […]

Posted in Puisi Tagged Niken Kinanti, Puisi Leave a comment

Puisi: Yang Tertinggal di Situ Patengang – Niken Kinanti (l. 1990)

Posted on 3 Juli 20213 Juli 2021 by Editor

Niken Kinanti (l. 1990)Yang Tertinggal di Situ Patengang Yang tertinggal disana adalah jejakmu, dalam dingin udara situKuraih segala mimpi-mimpi bersama obrolan tak hentiAdakah takdir terkadang buruk rupa?Mengambil apa saja yang […]

Posted in Puisi Tagged Niken Kinanti, Puisi Leave a comment

Puisi: Bulan Terbenam di Dadamu – Niken Kinanti (l. 1990)

Posted on 3 Juli 20213 Juli 2021 by Editor

Niken Kinanti (l. 1990)Bulan Terbenam di Dadamu Bulan terbenam di dadamu. Tak ada perempuan khusyuk sepertimu.Jari jemari lentik memetiki tetumbuhan sebagai lalapan. Bulan terbenam di dadamu. Aku tak salah memilih […]

Posted in Puisi Tagged Niken Kinanti, Puisi Leave a comment

Puisi: Puspa Pasirkaliki – Niken Kinanti

Posted on 19 November 201719 November 2017 by Editor

Niken Kinanti Puspa Pasirkaliki Puspa Pasirkaliki, tak ada pepohonan naungi hari panas membara berslogan kota juara pemudi duduk dalam angkot warna hijau tua tak ada Arimbi dalam sorot matanya jalanan […]

Posted in Puisi Tagged Niken Kinanti, Puisi Leave a comment

Puisi: Pemukiman di Cicaheum – Niken Kinanti

Posted on 19 November 201726 Juni 2021 by Editor

Niken Kinanti Pemukiman di Cicaheum Malam di pemukiman Cicaheum, asap kendaraan mengantre roda besar menggilas jalanan tanpa ampun suara klakson bertebaran di udara kucari amsal namamu di sana sebab aku […]

Posted in Puisi Tagged Niken Kinanti, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani