Amal Hamzah (1922-1987) Pahit Siapakah Engkau maka aku merana cekau-cakarmu dalam segala kerjaku? Tiada pernah sempurna jika hati mulai reda datang lagi Engkau dekatkan yang dulu Engkau jauhkan. Aduh! Tiada […]
Puisi
Puisi: Senyap – Amal Hamzah (1922-1987)
Amal Hamzah (1922-1987) Senyap Hatiku kini tiada bernyanyi Riang gembira laku dulu Lama bisikan telah dinanti Kabur mata dalam menunggu. Rupanya hatiku laksana telaga Kering timpas di musim kemarau Di […]
Puisi: Ada Aku – Abdul Muin Daeng Miyala (1909-1969)
Abdul Muin Daeng Miyala (1909-1969) Ada Aku Ada aku melihat alam, Alam luas alam permai: Datang Tuan ulurkan tangan, Pimpin daku ke dunia damai. Ada aku melihat alam, Alam buas […]
Puisi: Buruh – Abdul Muin Daeng Miyala (1909-1969)
Abdul Muin Daeng Miyala (1909-1969) Buruh Duduk aku hadapi meja Tulis buku banyak ragam Kopi masuk gula keluar Kapok dibeli koprah dijual. Semenjak pagi sudah begitu Sampaikan petang baru berenti […]
Puisi: Tujuh Hari di Malam yang Sama – Kedung Darma Romansha (l. 1984)
Kedung Darma Romansha (l. 1984) Tujuh Hari di Malam yang Sama lupakan mimpi tujuh malammu dan mulailah belajar berbohong. mari! sebentar lagi perburuan akan dimulai di tiap tikungan atau gang-gang […]
Puisi: Indonesia Tanah Airku – Abdul Muin Daeng Miyala (1909-1969)
Abdul Muin Daeng Miyala (1909-1969) Indonesia Tanah Airku Sebagai bulan yang bersembunyi di balik awan, adalah Indonesia tanah airku! Perlahan-lahan, awan kabut yang tadinya amat kebat meliputinya, mulailah […]