Marhalim Zaini aku akan memanggilmu moluska, saat pasang naik, dan lutut kita mulai menggigil di akar-akar bakau yang menjuntai dari dalam lumpur rawa-rawa, adalah binatang yang berbiak dalam kelamin kita […]
Puisi
Puisi: kalam batu – Marhalim Zaini
Marhalim Zaini : raja ali haji di sepanjang beting, sepanjang petang ia berjalan pincang, memikul kalam dan ingatan yang kian padam seperti tongkang menuju karam. aku mengenalmu, ali haji, seorang […]
Puisi: Trembesi – Arif Bagus Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo Legam dan menjulang Burung-burung menyusun sarang di keteguhan lengan-lengannya. Puri agung bagi rangrang dan bengkarung Arsitektur yang tumbuh dari bayang-bayangnya sendiri. Hari segera akan runtuh. Sendi-sendinya yang […]
Puisi: Ronggeng Sumba – Umbu Landu Paranggi
Umbu Landu Paranggi I Tambur tua, ditabuh dewa menujum sunyiku, di mulut kemarau sirih pinang tembakau, membaun angin cendana duh sarungkan pedangmu, dendam budak biru gulung rokok daun lontar, kumurkan […]
Puisi: Taman Rawa – Raudal Tanjung Banua
Raudal Tanjung Banua I selunak insang ikan gabus, setipis daging ikan lasi sulur-sulur dan akaran bening tumbuh tembus pandang ke lumpur hitam. teratai dan kiambang mengambang bagai gaun hijau terawang, […]
Puisi: Maut Tidak Bertindak Sendiri – Raudal Tanjung Banua
Raudal Tanjung Banua -untuk Frans Nadjira Benar, maut tidak bertindak sendiri di tanah ini semua tangan bahkan setiap jari bisa jadi sekutu yang akan membelai atau mematahkan tengkukmu Tak ada […]