A. Damhoeri (1915-1993)Kepada Penjaga Taman Bertanyalah beta sedikit cuma,Aduhan “penjaga” orang utama,Karena taman suahlah lama,tambahlah luasnya tempat bercengkrama. Jika taman bertambah luas,Dapatkah kami semangkin puas,Bertanam bunga, serai lengkuas,Duku, manggis, langsat, […]
a. damhoeri
Puisi: Harau – A. Damhoeri (1915-1993)
A. Damhoeri (1915-1993)Harau Tahukah tuan di mana Harau?Tempat air jatuh mendesau,Di Payakumbuh “kota tembakau”,Di tempat bujang banyak merisau. Perhatikanlah indah hutan rimbanya,Dilingkar jalan putih warnanya,Adalah ular konon layaknya,Hati yang gundah […]
Puisi: Mengapa Dibiarkan Daku Bercinta – A. Damhoeri (1915 – 1993)
A. Damhoeri (1915-1993)Mengapa Dibiarkan Daku Bercinta Mengapa dibiarkanPaku merata,Tunduk dibuluh,Melingkar betung. Mengapa dibiarkanDaku bercintaDuduk mengeluhmenyadar untung. Sumber: Panji Pustaka, 17 Februari 1933; dalam “Biografi A. Damhoeri dan Karyanya”, Pusat Pembinaan […]
Puisi: Di Pekuburan – A. Damhoeri (1915 – 1993)
A. Damhoeri (1915 – 1993)Di Pekuburan Sedang terik panas mata’ri,Silau gemilau Berilau-kilau,Aku sampai ke pemakaman sepi. Paw’na membelai lemah gemulai,Berisi berbisik, Kerisik mersik,Mendesir, mendesai, pimping menjelai. Dara jelita dua berteman.Datang […]
Puisi: Sekuntum Kembang di Balik Pagar – A. Damhoeri (1915-1993)
A. Damhoeri (1915-1993)Sekuntum Kembang di Balik Pagar Ingin daku hendak memetik,Kembang sekuntum di balik pagar;“Jangan dijemba!” Suara menghardik,“Ta’ betahkah engkau menahan sabar?” Pandaikah engkau menyimpa kembang,Tidakkah layu dalam jambangan?Aku undur […]