Handrawan Nadesul (l. 1948)Seperseribu Detik Y.A.D. Seperti janji ketika usiaku berangkat rembunaiayo, tariklah kancing bajuku, dan hitung dosa-dosaku! Kita tak pernah punya hari yang selesaiJikapun semua kenangan menjadi kebanggaan,hidup bukan […]
Handrawan Nadesul
Puisi: Jatuh Malam di Stasiun Kecil – Handrawan Nadesul (l. 1948)
Handrawan Nadesul (l. 1948)Jatuh Malam di Stasiun Kecil bulan tipis berangsur mekarlampu di peron bergoyang-goyangsaat peluit kereta penghabisansuara anjing di tepi relmengorek-orek sisa tulang ayam gorengangin menusuk ke dalam rusuksangat […]
Puisi: Beginilah Hendaknya Sekiranya Juga Ini Boleh Terjadi – Handrawan Nadesul (l. 1948)
Handrawan Nadesul (l. 1948)Beginilah Hendaknya Sekiranya Juga Ini Boleh Terjadi Kecambah yang dahulu luruh dari rahim ibukutelah tumbuh di sela-sela jemari kekasihkuyang dengan lembut membalut matakuagar aku lebih pandai mendengar […]
Puisi: Semut dan Roti – Handrawan Nadesul (l. 1948)
Handrawan Nadesul (l. 1948)Semut dan Roti semut duduk di atas rotidi dalam roti ia telah tidur malam dua kalipadahal yang punya roti baru mulai mereguk kopikini semut telah mati di […]
Puisi: Siapa Menyimpan Sekuntum Bunga untuk Kita Nanti? – Handrawan Nadesul (l. 1948)
Handrawan Nadesul Siapa Menyimpan Sekuntum Bunga untuk Kita Nanti? Berkeranjang-keranjang bunga Mekar di benak orang-orangyang kakinya masih tulus berjalanDi kegelapan ilalangtersaruk-saruk dan terawamelihat berlumuran tangannya sendirimenahan duriTak nyana itu menjadi […]