• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Mario F Lawi

Puisi: Sepasang Hikayat – Mario F Lawi (l. 1991)

Posted on 19 Mei 202019 Mei 2020 by Editor

Mario F Lawi (l. 1991) Sepasang Hikayat Semestinya tak ada yang dilenyapkan dengan angkara. Semesta adalah kelengangan yang menumbuhkan ilalang di antara gandum. Para penuai masih terlelap sebab anggur terbaik […]

Posted in Puisi Tagged Mario F Lawi, Puisi Leave a comment

Puisi: Sajak Terakhir – Mario F Lawi (l. 1991)

Posted on 19 Mei 202019 Mei 2020 by Editor

Maro F Lawi (l. 1991) Sajak Terakhir Surga adalah gelembung sabun Yang penuh udara Karena dijejali keluh-kesah orang-orang Pasrah yang malas berusaha. Di sebuah taman, engkau pernah Mewariskan hujah yang […]

Posted in Puisi Tagged Mario F Lawi, Puisi Leave a comment

Puisi: Perjamuan – Mario F. Lawi (l. 1991)

Posted on 19 Mei 202019 Mei 2020 by Editor

Maro F Lawi (l. 1991) Perjamuan Sehelai kafan membungkus rotimu. Kami berlatih Menjinakkan berpasang sumpit demi mangkuk-mangkuk mi Yang pasrah di hadapan kami. Tiga botol selai berdebar Di hadapanmu. Coklat. […]

Posted in Puisi Tagged Mario F Lawi, Puisi Leave a comment

Esai: Mario dan Motif Keagamaan dalam Sajak-sajaknya

Posted on 8 Juni 201818 Mei 2020 by Editor

Oleh Hasan Aspahani SUMBER dan bahan pengucapan puisi-puisi Mario F. Lawi (lahir 1991) dalam buku “Lelaki Bukan Malaikat” (Gramedia, 2015) adalah apa yang dekat dengannya, yaitu khazanah bibel dan kehidupan […]

Posted in Buku, Esai Tagged buku, Esai, Mario F Lawi Leave a comment

Puisi: Kesaksian Seorang Murid – Mario F Lawi

Posted on 8 Januari 2017 by Editor

Mario F Lawi  Jubahnya merah terkebas kemarau sebelum terkulai dalam tangan seorang perempuan. Enggan ia menengadah ketika berjalan sebab hidup yang menancapkan diri tak pernah bisa dipanggul. Tingkap yang terbuka […]

Posted in Puisi Tagged Mario F Lawi, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani