Irawan Sandhya Wiraatmaja Giang, Surat Itu 1// Giang, surat yang ditulis masa silam, di antara rimbun pohon bambu di akar-akar bakau menjadi napas Dalam jejak-jejak langkah yang sembunyi Di pinggiran […]
Irawan Sandhya Wiraatmaja
Puisi: Rerumputan Makam – Irawan Sandhya Wiraatmaja
Irawan Sandhya Wiraatmaja siapa yang berziarah? Ilalang merunduk membuka waktu gundukan tanah yang membaca kesenyapan. Nisan yang diam di antara mata yang basah, mengurai hari-hari yang berjarak seperti baru kulihat […]
Puisi: Notasi Musik Klasik – Irawan Sandhya Wiraatmaja
Irawan Sandhya Wiraatmaja not-not berlirik itu adalah hutan yang terbakar pelan-pelan di antara rambut yang rapuh dimakan terik dan cahaya matahari melepaskan sayap-sayap burung dari sarang yang terusir, dan kelepaknya […]
Puisi: Belgrade: Dalam Ruang Orkestra – Irawan Sandhya Wiraatmaja
Irawan Sandhya Wiraatmaja Ruang sunyi. Tak ada suara. Hanya gerak mata Ketika dimainkan musik daun-daun. Mengalir ke muara Aku tak mengenalmu. Tak mengenal petikan gitar Siapa yang termangu di pojok, […]
Puisi: Dordrecht: Musim Dingin – Irawan Sandhya Wiraatmaja
Irawan Sandhya Wiraatmaja Sepotong salju jatuh di lipatan jendela Sepotong keju tergeletak di tepi piring meja Seikat anggur, apel dan waktu terdiam dalam dingin Gemetar tubuh dibayang kesenyapan ingin Kau […]