• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Maman S. Mahayana

Esai: Tentang Kritikus dan Kritik Sastra

Posted on 4 Maret 2017 by Editor

Oleh Maman S Mahayana PRAKTIK kritik sastra pada hakikatnya merupakan tindak menilai (evaluation). Ia memulai dan mengakhiri kegiatannya dengan memberi penilaian. Ketika seseorang hendak menulis kritik sastra, misalnya, ia mengawalinya […]

Posted in Esai Tagged Esai, Maman S. Mahayana Leave a comment

Puisi: Jumpa Tuhan – Maman S Mahayana

Posted on 12 Februari 2017 by Editor

Maman S Mahayana Aku jumpa tuhan di Seoul di antara daun-daun yang jatuh menyambut musim gugur di belantara mekar mawar sepanjang musim dan pergantian cuaca yang mewartakan tanda-tanda aku menemukan […]

Posted in Puisi Tagged Maman S. Mahayana, Puisi Leave a comment

Puisi: Di Kantor Imigrasi – Maman S Mahayana

Posted on 12 Februari 2017 by Editor

Maman S Mahayana Segalanya bergerak seperti angin berkesiur berserakan catatan dan tanya-jawab dua pemuda India, mungkin mahasiswa tangannya menari-nari mulut menyemburkan tumpahan kalimat ringkas dijawab petugas cantik “Esok kembali, tak […]

Posted in Puisi Tagged Maman S. Mahayana, Puisi Leave a comment

Wawancara: Maman S. Mahayana – Puisi Bukan Sekadar

Posted on 27 Desember 201627 Desember 2016 by Editor

MAMAN S. Mahayana, anggota dewan juri Anugerah Buku Hari Puisi Indonesia 2014, diwawancarai oleh Sastra Digital, tentang penjurian, proses pemilihan buku, puisi Indonesia, kepenyairan, harapan pembaca, dan lain-lain. Berikut petikannya: Bagaimana […]

Posted in Wawancara Tagged Hari Puisi, Maman S. Mahayana, Wawancara Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani