Yona Primadesi Amba Namaku Amba; kijang berkepala perempuan. Lututku pernah gemetar, untuk setiap panah, dilepaskan bersama kalungan bunga, asap dupa dan sari berwarna darah; mengusungku dengan keranda menuju halaman istana. […]
Puisi
Puisi: Secarik Berkas Lama – Yona Primadesi
Yona Primadesi Secarik Berkas Lama Laut hanya sedu-sedan ombak saat rantai jangkar dikerek naik, rengekanmu bagai barang jarahan direnggut dari tangan bapakmu di dermaga itu. Kautatap Dili—mereka seakan kayu terpancang, […]
Puisi: Aku Mengajari Anakku Membaca – IAO Suwati Sidemen
IAO Suwati Sidemen Aku Mengajari Anakku Membaca membaca adalah membuat setiap garis bahkan noktah menjadi hidup menjadi memiliki arah, arti dan kekuatan dan ketika setiap garis bahkan setiap noktah menjadi […]
Puisi: Giang, Surat Itu – Irawan Sandhya Wiraatmaja
Irawan Sandhya Wiraatmaja Giang, Surat Itu 1// Giang, surat yang ditulis masa silam, di antara rimbun pohon bambu di akar-akar bakau menjadi napas Dalam jejak-jejak langkah yang sembunyi Di pinggiran […]
Puisi: Perempuan Pantai – Yona Primadesi
Yona Primadesi Perempuan Pantai Pagi sampai untuk ikan dan keranjang, untuk betis hitam-kering, untuk lidah api di tungku dan gelegak air laut, untuk tikar-tikar pandan berbau amis, untuk umpatan yang […]
Puisi: Kenapa Rachman masih Menulis Puisi? – Fadjroel Rachman
Fadjroel Rachman Kenapa Rachman masih menulis puisi? Walau darah dan teror masih membasahi wajah dan tubuh keringnya Karena ia percaya pada manusia dan kehidupan Kenapa Rachman masih menulis puisi? Walau […]