Boy Riza Utama Ia merasa dirinya Hindia yang utuh : Dialektika dalam paspor Belanda “Aku lupa, ada Jan dalam namaku, Tanpa Coen, dan seseorang, di laut, Telah menggunting bayanganku.” Ia […]
Puisi
Puisi: Pencarian – Anwar Noeris
Anwar Noeris aku telah memutuskan berhenti mencarimu sebab aku tahu kau tak melekat di benda-benda, di semilir angin, di gemericik air. kini aku tinggal masuk ke dalam diriku, menjumpaimu seutuhnya. […]
Puisi: Kami Penabur – Asmara Hadi (1915-1976)
Asmara Hadi (1915-1976) Kami bekerdja dipadang masa Menaburkan benih tjinta mulia Jang nanti akan senantiasa Semerbakkan wangi bahgia-dunia Tapi kami hanja penabur Bila dunia berbahagia nanti Kami sudah lama berkubur […]
Puisi: Semangat Demokrasi – Asmara Hadi (1915-1976)
Asmara Hadi (1915-1976) Semangat Demokrasi Gemilang pagi mandi tjahaja Bangun alam kilau-kilauan Bisik berbisik nikmat rasanja Angin mesra mentjium Priangan Burung bernjanji girang bahgia Melompat dari dahan kedahan Daun dan […]
Puisi: Nasib Tanah Airku – Asmara Hadi (1915-1976)
Asmara Hadi (1915-1976) I Panas jang terik datang membakar Lemahlah kembang hampirlah mati Tunduk tergantung bersedih hati Mohon air kepada akar Mendapat air amatlah sukar Belumlah turun hudjan dinanti Musim […]
Puisi: Sonetarium – Arif Rizki
Arif Rizki Tak perlu tunggu aku di kalimat terakhir sajak ini. Aku tak berada di sana, dan tak ada di mana-mana. Aku telah mengakhiri diri sendiri jauh sebelum kata pertama. […]